Rabu, 03 Desember 2014

Arti dan Warna Sabuk Karate
1. SABUK PUTIH :
Melambangkan kemurnian dan
kesucian. Kemurnian dan kesucian ini
merupakan kondisi dasar dari pemula
untuk menerima dan mengolah hasil
latihan dari guru masing - masing.
Artinya berkembang atau tidaknya
karateka ini tergantung dari apa yang
diberikan oleh senpai atau sensei
mereka. Kemudian, setelah materi atau
nilai Karate telah disampaikan sesuai
dengan apa yang seharusnya,
selanjutnya tanggung jawab ada pada
masing - masing individu.
2. SABUK KUNING :
Melambangkan warna matahari yang
diibaratkan bahwa karateka telah
melihat “hari baru” dimana dia telah
mampu memahami semangat Karate,
berkembang dalam karakter
kepribadiannya dan juga teknik yang
telah dipelajari. Sabuk kuning juga
merupakan tahapan terakhir dari
seorang “raw beginner” dan biasanya
sudah mulai belajar tahapan - tahapan
gerakan kumite bahkan ada juga yang
mulai turun di suatu turnamen.
3. SABUK HIJAU :
Sabuk ini merepresentasikan warna
rumput dan pepohonan. Pemegang
sabuk hijau ini sudah harus mampu
memahami dan menggali lebih dalam
lagi segala sesuatu yang berkaitan
dengan karate seiring dengan
bertumbuhnya semangat dan teknik
gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat
dari warna hijau ini adalah
pertumbuhan dan harmoni. Dengan
demikian seorang karateka sabuk hijau
diharapkan dalam proses
pertumbuhannya mulai bisa
memberikan harmoni dan
keseimbangan bagi lingkungan.
4. SABUK BIRU :
Warna sabuk ini melambangkan
samudera dan langit . Artinya karateka
harus mempunyai semangat luas
seperti angkasa dan sedalam
samudera. Karateka harus sudah
mampu memulai berani untuk
menghadapi tantangan yang
dihadapinya dengan semangat tinggi
dan berfikir bahwa proses latihan
adalah sesuatu yang menyenangkan
dan bisa merasakan manfaat yang
didapatkan. Karateka harus sudah bisa
mengontrol emosi dan berdisiplin.
5. SABUK COKLAT :
Warna sabuk ini dilambangkan dengan
tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas
dan bobot. Artinya seorang karateka
pemegang sabuk coklat mulai dari
tingkatan kyu 2 sampai 1 harus bisa
memberikan kestabilan sikap,
kemampuan yang lebih dari pemegang
sabuk di bawahnya, dan juga sikap
melindungi bagi junior - juniornya.
Selain itu, sikap yang harus dimiliki
adalah sikap menjejak bumi ( down to
earth ) dan rendah hati pada sesama.
6. SABUK HITAM :
Warna hitam sendiri melambangkan
keteguhan dan sikap kepercayaan diri
yang didasari pada nilai kebaikan
universal. Warna sabuk ini menjadi
idaman bagi setiap karateka untuk
mendapatkannya. Namun, di balik
semua prestise sabuk hitam terdapat
tanggung jawab besar dari karateka.
Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam
mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya
sebenarnya baru memasuki tahap
untuk mendalami karate yang lebih
mendalam. Teknik maupun penguasaan
makna hakiki dari kebaikan nilai karate
sudah harus menjadi bagian dari
karateka. ( penggambaran Gichin
Funakohsi ).
1. Putih/Kyu 7 :
yang pertama adalah Putih/Kyu 7 di
dalam karate sabuk putih/Kyu 7
termasuk tingkatan paling dasar/
pemula.
2. Kuning/Kyu 6 :
Sabuk Kuning/ Kyu 6 merupakan
tingkatan ke dua dalam karate KKI.
3. Hijau/Kyu 5 :
Sabuk Hijau/Kyu 5 adalah tingkatan
ke tiga dalam KKI. Dan disini lah
anggota karateka untuk pertama
kalinya akan mendapatkan tanda
bukti/ijazah karate.
 4. Biru Muda/Kyu 4 :
Sabuk Biru/ Kyu 4 merupakan
tingkatan ke 4 di dalam beladiri karate.
5. Biru tua/Kyu 3:
Sabuk Biru tua/Kyu 3 seorang karateka
di tingkat ini akan mendapatkan nilai
kumite, kumite adalah merupakan
teknik bagaimanamengalahkan
seorang musuh dalam karate.
6. Coklat muda/Kyu 2:
Di dalam sabuk Coklat muda/ Kyu 2 ini
merupakan tingkatan dimana 2 sabuk
lagi karateka akan mencapai sabuk
hitam.
7. Coklat tua/Kyu 1:
Pada tingkatan Coklat tua/ Kyu 1 ini
seorang karateka bisa disebut sebagai
sempai/ berarti jika di artikan dalam
bahasa indonesia artinya guru, pada
tingkatan ini seorang karateka sudah di
perbolehkan untuk melatih
bawahannya.
Istilah guru di dalam karate adalah simpe
Guru yang melatih ekstrakulikuler karate di SMK KAL 1 :
1. Simpe Parman  (Juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah hukum masyarakat / wakasek humas di SMK KAL 1)
2. Simpe Hadi
Nama anggota yang mengikuti ekskul karate :
>  ilham
>  antok
>  dedi
>  ulum
>  ali
>  cahya
>  bintang
>  bilqis
>  edo
>  thomas
Prestasi terbaik yang didapatkan dari karate kal 1 yaitu juara 2 komite se-jatim,ketika salah satu anggota kami (sabuk biru) mengalahkan lawannya (sabuk hitam).
Karate di SMK KAL 1 beraliran / aliansi FORKI ( Federasi Olahraga
Karate-Do Indonesia) dan INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)


Jumat, 28 November 2014



Hanashiro Chomo

Nama lain Karate-dō (空手道)
Fokus Striking
Tingkat kekerasan Kontak penuh
Negara asal Bendera Jepang Japan (Ryukyu Islands dan Seni bela diri Cina kenpō dan kemudian dikembangkan di Jepang)
Pencipta Sakukawa Kanga; Matsumura Sokon; Itosu Anko; Gichin Funakoshi
Seni pendahulu Seni bela diri China, Seni bela diri asli dari Ryukyu Islands (Naha-te, Shuri-te, Tomari-te)
Setiap kali melakukan pukulan,tangkisan dan serangan harus dibarengi dengan kata " Osh ".
Istilah kata Osh digunakan untuk latihan,komite,hormat kepada guru maupun teman latihan di dalam karate






Tingkatan sabuk karate :

1. Sabuk Putih
2. Sabuk Kuning
3. Sabuk Orange
4. Sabuk Hijau
5. Sabuk Biru
6. Sabuk Coklat
7. Sabuk Hitam ( master )

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
  1. Kihon
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Gerakan-gerakan Kata juga banyak mengandung falsafah-falsafah hidup. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.


Ekstrakulikuler Karate  Di SMK KAL 1 Surabaya